Jumat, 03 September 2010

blade roadrace



5184honda-banten-axl-1.jpgIni dia, salah satu pacuan tim balap yang bakal meramaikan kompetisi balap aspal Indonesia. Yup, Honda Blade tim Honda Aries Putra Federal Oil KYT Oei Racing (HAPFOKOR). Mantapnya seting pacuan yang bakal digeber Wahyu Widodo sebagai racernya ini, dibuat berdasar riset seting kompresi rendah!

“Coba sedikit berbeda dengan riset sebelumnya. Kali ini, bermain kompresi 12,7 : 1,” ungkap Erwin Oei, mekanik tim HAPFOKOR. Pria yang akrab dipanggil Akiang ini, ingin tampil beda dengan tim barunya. Iya, tahun lalu doi menjadi tuner di Honda Banten.

Dengan tim barunya ini, Akiang coba lebih mengangkat nama Honda. Lho kok, jadi lebih bicara soal Akiang. He..he..he... Lanjut!5185honda-banten-axl-2.jpg

Karena kompresi 12,7 : 1, Akiang coba pakai bahan bakar Petronas. Cara seperti ini sejak tahun lalu dipakai tim BRT. Kan antara BRT dan Akiang sodaraan. Jadi ada diskusi gitu bor. Yup! Tapi untuk itu, ada beberapa ubahan yang dilakukan agar mesin Blade sanggup berkitir ringan.

Apalagi, buat akali putaran bawah dan atas Blade. Akiang lebih fokus bermain di profil noken as atawa kem. “Terus inovasi di durasi kem. Cari yang pas untuk putaran bawah dan atas,” ungkap pria yang tim-nya dikelola oleh adiknya sendiri, Ergus.
Sejauh ini, durasi yang cocok bermain di 270º untuk klep isap (in) dan 272º buang (ex). Hitungannya, Klep in membuka 35º sebelum Titik Mati Atas (TMA) dan menutup 55º setelah Titik Mati Bawah (TMB). 35º + 55º + 180º = 270º.

Sedangkan klep buang, membuka 55º sebelum TMB dan menutup 37º setelah TMA. So, 55º+ 37º+180º = 272º. Dengan LSA (Lobe Separation Angle) 102º. Itu atinya, motor juga mampu diajak berkitir di putaran tinggi.

Durasi kem ini, masih ditemani de-ngan klep in 27 mm dan klep buang 22,5 mm milik Honda Sonic. Begitunya, liner dijejali dengan piston Izumi diameter 51,25 mm. Sesuai dengan seting kompresi yang rendah, maka dome piston juga tak dibuat tinggi. “Dibuat sama dengan papasan head silinder yang cuma dipapas 1 mm,” bilang pria yang hobi bermain poker di Facebook ini.

Demi bantu mesin agar cepat dapatkan torsi, pengapian juga disentuh. Pertama, lewat peran magnet. Aplikasi standar yang dicustom hingga bobotnya sekarang menjadi 600 gram. Lagi-lagi sama de-ngan milik tim BRT.

Pakai model magnet kering. Juga dibantu berkitir lewat balancer di sisi kanan engine. Bobot balancer dibuat 200 gram. Terakhir, tinggal seting di CDI BRT. “Timing, tertinggi diset 4.000–7.000 rpm di 40º. Sedang terendahnya 12.000 rpm di 34º,” bilang Akiang. All in!

DATA MODIFIKASI

Ban : FDR 90/80-17
Sok belakang : Daytona
Cakram depan : TZM
Knalpot : Ahau Motor
Karburator : Mikuni TM 24 mm

paling kenceng di trek 201 meter

 51551.jpgTrek lurus 201 meter di Harapan Indah Bekasi beberapa waktu lalu jadi tempat pembuktian Suzuki Satria F-150 racikan Tiara Motor (TM) ini menjadi yang tercepat di kelas OMR Satria F-150. Catatan waktu tempunya, 8,643 detik di final.

Padahal motor ini juga sempat menjadi calon kuat pemenang di kelas 4-tak sampai 250 cc. "Sayang saat final saya 51562.jpgjump start. Padahal waktu penyisihan sudah tercepat," bilang Paul Setiawan,, joki merangkap mekanik TM ini. Waktu tercepat yang pernah diraihnya adalah 8,23 detik.

Kunci keberhasilannya tentu sektor ubahan di dapur pacu. "Saya berani memainkan kompresi tinggi," kata Paul. Saat ini bebek hyperunderbone ini diklaim berkompresi 1 : 16.

Piston standar tentu sudah dilungsurkan. "Gantinya pakai punya Scorpio oversize 100," kata pemilik bengkel di Jl. Raya Centex, No. 49, Ciracas, Jakarta Timur ini.

51573.jpgSementara itu untuk setang masih menggunakan standar. Hanya dilakukan pergesaran langkah. "Kita geser 6 mm dengan cara menutup yang lama pakai las listrik dan kawat baja dan bikin baru," tambahnya. Kondisi sekarang, kapasitas mesin ikut melonjak. Paul mengestimasi sekarang sudah menjadi 248 cc.

Noken as, juga masih menggunakan aslinya. "Hanya dibubut sedikit, tapi kalau ditanya berapa derajatnya, kurang tahu perssi juga. Maklum main feeling saja," tambah pria yang juga mempunyai bengkel bubut ini. Dia juga mengaku ogah pakai kem aftermarket karena tidak sesuai karakter mesin racikannya.

Pemilihan final gear sekarang menjadi 14 : 33. "Meski berat, tapi untuk jarak 201 meter bisa habis sampai gigi 6," cerita Paul mantap!

POSISI 1 & 2


Saat berlangsungnya Nite Drag kemarin itu Satria ini memang terbukti mumpuni. Dengan digunakan secara tandem, artinya oleh dua joki berhasil menjadi posisi 1 dan 2. Peringkat pertama dengan joki Paul dan kedua oleh Ute.

"Selisih waktunya 0,2 detik saja," kata Paul. yaitu antara 8,643 dan 8, 813 detik. Hal itu lebih pada feeling dalam proses perpindahan persneling.

"Gue kan joki cabutan, kalau Paul sih emang yang dari awal plus mekniknya pula. Kalah gak pa pa lah," canda Ute yang pada event itu ngegas dibanyak kelas.

Untuk saat ini Paul memang berencana untuk mundur sebagai joki. "Kalau sudah ada joki yang pas membawa satria ini silakan saja, gue dah pengen mundur aja," lanjut pria 31 tahun ini.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : FDR 50/90-17
Ban belakang : FDR 60/100-17Karburator : Keihin PJ 34
Klep : Custom 24 : 22
CDI : Rextor Prodrag
Tiara Motor : (021) 91545427

hanya 294 cc hehe


5288mio-350cc-yudi-1.jpgMio ini menjadi yang tercepat kedua dalam ajang drag bike malam pada 6 Februari lalu di Kota Harapan Indah, Bekasi. Skubek ini berlaga di kelas FFA 350 cc. Waktu itu motor yang tercatat digeber Dany Helen ini tembus 7,914 detik di lintasan 201 meter. Sebenarnya ada apa di balik motor punya bengkel MC Racing ini.

"Sebenarnya rada kecewa juga. Sebab, harusnya bisa tembus 7,6 detik. Ya sesuai catatan waktu di Thailand," kata Miekeel Tjahjanto, bos MC Racing.5289mio-350cc-yudi-2.jpg

Memang bisa dikatakan secara ge-londongan motor ini diboyong dari Negeri Gajah Putih itu. Tapi, di satu sisi Miekeel juga bisa senang karena jadi tercepat kedua di antara motor yang kapasitasnya di atas 300 cc. Tentu jadi hal yang membanggakan juga.

Untuk dalaman mesin piston yang digunakan adalah buatan Hi Speed Thailand dengan ukuran 66 mm. Sedang stroke sekarang juga melonjak naik menjadi 86 mm. Artinya, naik 28,1 mm dibandingkan aslinya. Komponen ini juga masih dari produsen yang sama. Akibat dari itu, tentu harus dilakukan penambahan paking blok dengan ketebalan 3,5 cm.

Hal lain yang unik dari Mio ini adalah banyaknya komponen dari Yamaha Fino yang dipakai. "Untuk CDI sekarang memang zamannya punya Fino," kata pria bertubuh besar ini.

Bukan hanya sampai di situ. "Untuk roller juga lebih mumpuni pakai Fino, ukuran yang lebih besar dibanding punya Mio," tambahnya. Tentu saja karena beda ukuran itu maka harus dilengkapi juga dengan rumah roller.

Ada hal yang bisa membuat bangga. "Beltnya pakai buatan Indonesia dan sekarang semua motor drag di Thailand sudah pakai produki kita. Jadi, memang gak perlu pakai belt aneh-aneh," tegas Miekeel.

RANGKA ALUMINIUM

5290mio-350cc-yudi-3.jpgUntuk rangka, MC Racing lebih sreg pilih bahan aluminium. "Sebenarnya gue punya banyak pilihan rangka. Tapi khusus buat yang ini, pakai almu saja," kata Miekeel yang di tokonya juga tersedia rangka titanium.

Rangka ini mempunyai berat hanya 3 kg. "Tapi, sebenarnya rangka yang terlalu ringan juga sangat membutuhkan skill joki yang hebat," lanjut pria yang buka toko di Jl. Kebon Jeruk IX, No. 20C, Kota, Jakarta Barat ini.

Memang saat motor ini digeber melintas di trek lurus, sang joki sudah terlihat agak susah mengendalikannya. "Karena itu waktunya jadi di bawah time saat di Thailand," tambah Miekkel yang bongsor itu. Padahal untuk rasio sudah diperberat pakai 19 : 37 biar motor tidak liar. Selain itu pemasangan stabilizer Ohlins juga diharapkan bisa membuat motor jadi lebih stabil.

DATA MODIFIKASI


Ban depan: Mizzle 50/90-17
Ban belakang: Vee Rubber 50/90-17
Karbu : PWK 32
Knalpot : MC Racing
Sok belakang: Daytona
MC Racing : (021) 62202361

yamaha nouvo 2005 drag

MAIN ATAS
2010-08-27 22:20:50
5414hal9_miodrag_boyo1.jpgYamaha Nouvo ini meraih sukses di kelas matik 200 cc. Tepatnya di ajang drag di Jogja beberapa waktu lalu. Podium 1 dan 2 berhasil dikangkangi dengan catatan waktu 8,3 dan 8,4 detik.

Sebuah hasil yang menunjukkan sebagai yang tercepat di kelas ini. Tentu jika dibanding beberapa event drag yang sudah berlangsung selama 2010 ini.
5415hal9_miodrag_boyo2.jpg
Ada sebuah rahasia tersembunyi di balik kemenangan ini. Kuncinya jangan-galak-galak. "Rahasia saya adalah membuat motor yang gak galak di bawah, tapi bisa ngacir setelah 50 meter dari garis start," pasti Didi Nurhadi, mekanik D2M di Jl. Kapin No. 1, Kalimalang, Jakarta Timur sebagai tunernya.

Menurut Didi, jika terlalu galak saat start malah akan membuat motor bisa kehilangan waktu cukup banyak akibat spin. "Karena itu kompresi diusahakan jangan terlalu besar. Untuk mesin Nouvo ini cukup 13,5 : 1," tambahnya.

5416hal9_miodrag_boyo3.jpgJeroan mesin juga enggak terlalu ekstrem. "Saya hanya mengganti piston pakai ukuran 66 mm dari Kawasaki Boss, sedang stroke masih standar," kata pria yang masih hobi melajang ini.

Hal lain yang bikin motor ini kalem di putaran bawah adalah custom pada noken as. "Saya buat ulang dengan durasi kem 290 derajat, model yang memang khusus untuk putaran atas," lanjutnya lagi.

Hal lain yang membuat motor ini stabil di garis start adalah pemilihan rasio yang pas. "Kita buat lebih berat supaya aman terkendali," kekeh putra asli Betawi yang pilihan konfigurasi 14 : 40.

Untuk mengimbangi kondisi di bawah yang serbaberat tadi, maka haruslah dilakukan penyeimbangan supaya setelah 50 meter motor menjadi sangat kencang. "Dimulai dari pemilihan roller dengan berat 9 gram rata," bebernya lagi.

"Plus jurus terakhir yang dilancarkan adalah pemakaian rangka aluminium. Untuk setingan seperti ini, rangka ringan tentu akan sangat membantu di putaran atas. Itu tujuan kita dan terbukti berhasil," bangga Didi.

KOLABORASI JAKARTA - SOLO


Motor ini masih dalam tahap riset antara dua bengkel yang berjauhan. Yaitu, D2M di Jakarta dan Pells di Solo. "Saya memang punya niat sama Mas Pele dari Pell untuk melawan serbuan mesin Thailand," mantap Didi.

Karena itu mereka terus mencoba mengembangkan motor kencang dengan beberapa eksperimen. Contohnya sekarang yang hanya bore up tanpa stroke up. "Selain itu banyak komponen lain yang merupakan hasil olah karsa sendiri sehingga itu memacu kita jadi lebih kreatif," lanjutnya.

Begitu juga untuk joki. Podium 1 didapat atas nama F. Thumi asal Pells dan kedua oleh Achonk yang juga mekanik D2M. Ini sekaligus bukti dari hasil kerja sama yang tidak sia-sia meski terpisah jarak.

DATA MODIFIKASI


CDI : Fino
Knalpot : Kawahara
Karburator : Keihin PE 28
Roller : Kawahara
Koil : KXF 250
D2M : 0856-1093-007

Penulis/Foto : Nurfil/Boyo

di kutip dari motorplus

Selasa, 31 Agustus 2010

waww..supra x punya gigi 6 speed . .kaya fu aja. .mantab gan .chek this out

2318hal8_supra6speed_boyo1.jpgBukan suatu yang aneh jika tunggangan balap liar sarat dengan trik. Cara smart mencari celah kelemahan motor lawan. Apalagi regulasi motor balap liar itu buram alias nggak jelas seperi balap resmi. Semua motor bisa gas pol.., rem pol...

“Yang penting jenis motor sama atau masih dalam satu varian. Selain itu, tampilan motor harus dominan standar. Tapi balap ini nggak menutup kemungkinan adu beda varian dan tergantung gimana kesepakatannya,” buka Robby Bontot mekanik Bontot Motor Sport di Jl. Amal, No. 37, Pondok Bambu, Jakarta Timur.2319hal8_supra6speed_boyo2.jpg

Makanya biar bisa tarung dengan motor sejenis atau beda varian, Bontot melakukan trik yang bisa dikatakan fenomenal. Pasalnya tuner motor drag resmi ini sukses menggarap Honda Supra X 100 jadi 6 speed atau 2 gigi lebih banyak dari standarnya. Fantastis.

Kenapa fantastis, lantaran kebanyakan mekanik baru bisa melakukan ubahan ini hanya sampai pada tahap 5 speed atau naik 1 gigi. Sementara motor berkapasitas silinder murni 97 cc itu masih bisa tambah 2 gigi lagi. Bagaimana dengan crankcase dan silinder. Apakah alami ubahan yang ekstreme?

2320hal8_supra6speed_boyo3.jpgDiakui Bontot kalau Supra X milik Ronny Ambon memang banyak alami ubahan. Sebab menurutnya, mana mungkin ada penambahan gigi girboks tapi tidak diimbangi pembesaran di ruang crankcase. Mau taruh dimana lagi 2 gir rasio tambahannya.

Hanya saja ubahan kali ini tak sekadar atur ulang lubang dudukan ke-2 poros pegangan gigi rasio. Tapi dengan susunan gigi rasio lebih banyak dan panjang, maka ruang bak mesin diperbesar dengan cara menambah paking aluminium setebal 3 mm di antara blok tengah.

Otomatis tebal paking yang memperluas ruang bak mesin memudahkan Bontot menyusun masing-masing perbandingan gigi. Mulai dari gigi 1 sampai 6 hasil comotan dari masing-masing merek, kemudian disusun di dalam as girboks yang tak mau disebut mereknya itu.2321hal8_supra6speed_boyo4.jpg

“Pokoknya semua pakai perbandingan gigi lebih ringan. Dimulai dari gir primer-sekunder dengan perbandingan (17/67). Lalu gigi satu rasionya (14/47), 2 (17/33), 3 (24/28), 4 (25/24), 5 (23/26) dan gigi ke 6 (25/25),” imbuh mekanik yang memulai karirnya dari joki motor drag bike.

Lalu sebagai penyeimbang ubahan di bak girboks, Bontot juga mengatur ulang posisi batang stut kopling agak pendek lantaran rumah kopling makin maju ke bak mesin.

Dan selain mengatur ulang posisi baut pengangan mesin di rangka, doi juga bilang kalau crankcase sebelah kanan itu comot dari motor Cina (Mona). Lantaran pompa oli jadi satu alias enggak terpisah seperti punya Supra X yang batang pompa olinya melintang di lubang setang piston.

Pantas bisa diisi gigi 6 speed. Dan keuntungannya setelah ruang bak girboks lega, volume silinder bisa dibore up lebih gede lagi dan nggak cuma mentok pakai piston Kawak Kaze.

Maksudnya, sekarang ini pakai silinder blok dan head Yamaha Jupiter-Z. Sedang piston pakai punya Tiger 2000 oversize 200 diameter 65,5mm di setang piston Kawak ZX130. Stroke naik 5 mm setelah adopsi kruk-as Honda Karisma.

“Cuma posisi baut pegangan mesin mesti diatur ulang, terutama ke-4 lubang ulirnya. Dan yang paling banyak digeser adalah jarak baut ke atas. Karena tidak diganjal paking seperti blok tengah,” lanjut Bontot sambil jelasin kalau kaki piston Tiger mesti dipotong biar nggak mentok ke setang piston.

DATA MODIFIKASI

Karburator : TVS Neo 22 mm
CDI : Suzuki Shogun
Rantai keteng : Yamaha Crypton
Sok belakang : YSS
Sok depan : Custom

jupiter pake seher tiger aman coy. . .

over bore up pada yamaha jupiter ternyata masih aman dilakukan,

bore up seperti ini bisa dilakukan untuk segala peruntukan,misalnya

untuk balap liar,drag bike versi event resmi,bahkan motor harian....


untuk balap liar biasanya sangat membantu dalam hal kamuflase,misal untuk balap dengan motor sport,atau mesin 2 tak CC besar....

sedangkan untuk event bisa masuk kelas FFA (free for all) karena CC jupiter ber piston Tiger ini masih dalam batas regulasi yaitu : 3,14 X 3,0 kwadrat X 5,8(STROKE UP) = 189CC,masih aman karena biasanya malah pakai piston izumi tiger diameter 65mm
kendala pada mesin korekan pasti ada,mungkin pada noken As yang pasti berisik,templar yang aus,dan sbagainya...


untuk penggantian piston bila masa oversize mudah dilakukan karena tersedia ukuran2 piston sampai ov.100


crankcase dibubut pada bag tempat boring,setang piston diganti yamaha mio untuk mengikuti pen piston yang 16mm,silinder blok juga ditambah daging aluminium pada bagian kamprat nya agar boring besar bisa masuk,begitu juga dengan KOP,libang In di geser mundur menyesuaikan klep dan sudut klep baru....



sedangkan klep hanya dipotong,dibuatkan alur COTTER,dan di hardenering...

untuk kamprat mudah saja,hanya kanibal dari motor yang kamprat nya kelewat molor...


selamat mencoba......

peraturan helm SNI

akhir-akhir ini masyarakat Indonesia khusus nya Jawa Timur dihebohkan oleh isu bahwa akan diberlakukannya peraturan tentang helm SNI. dari beberapa sumber yang saya ketahui, di Kota Tulungagung (kota Cethe) sudah diberlakukan dan diberi sangsi tegas kepada pelanggar. Tapi aturan ini dirasa masih membingungkan karena masih belum jelas Undang-undangnya.

Salah satu sumber informasi yang saya wawancara mengatakan bahwa beliau pernah ditilang karena memakai helm hadiah(helm hadiah ketika kita membeli sepeda motor) meskipun helem tersebut telah memenuhi aturan keselamatan, jika kita analisa mungkin masih bisa di tolerir , tapi pada kasus yang dialami oleh bu Ida yang ketika itu beliau terkena tilang karena memakai helm bet standar DOT yang kiata tahu merupakan Standarisasi internasional. Apakah aparat Indonesia tidak tahu akan hal ini?

Mari kita renungkan, ada contoh riil di sebuah pabrik helm yang namanya tidak bisa saya sebutkan, pabrik tersebut memproduksi 2 merk helm ternama dengan tingkat kualiatas dan harga yang berbeda pula, katakan saja X lite untuk kualitas 1 dan nolan untuk kualitas 2, kita tahu bahwa nolan merupakan helm impor yang berkualitas lebih jika dibandingkan dengan rata2 helm di Indonesia karena nolan sudah menerapkan standar Snell yang lebih baik daripada DOT, tapi di Indonesia aparat berwajib justru lebih memprioritaskan SNI yang standar nya jauh dibawah Snell dan DOT,mengapa demikian?
Apakah ini hanya trik perdagangan Internasional untuk menjaga produsen lokal?atau justru peningkatan perlindungan konsumen?